Demi Sesuap Nasi Untuk keluarga


Dewi berpose dengan jaket dan helem yang setia menemani kala bekerja

Sekira 12 jam dia bekerja setiap harinya. Bukan di kantor. Tapi, di atas motor. Perempuan itu bernama Dewi. Demi keluarga, ngojek pun dia lakoni setelah bercerai dengan suami.

Menjadi tukang ojek motor bukanlah pilihan Dewi. Pekerjaan itu dilakoninya demi terus menghidupi keempat buah hatinya. Setelah bercerai dengan suaminya, Dewi sebenarnya sempat mencoba buka usaha. Sayangnya, usaha berdagang makan kecil yang dirintisnya bangkrut.

Pilihan untuk mengojek itu, muncul begitu saja seperti ilham. Padahal keinginan untuk mengojek itu muncul Dewi belum memiliki sepeda motor. Dewi bahkan sudah sempat meminta izin kepada para pengojek yang lebih dulu mangkal di kawasan Tanah Abang.

Keinginan Dewi untuk mengojek terwujud ketika mendapat pinjaman motor dari adiknya. Meski untuk itu, Dewi tetap harus menyetor Rp 10 ribu setiap hari kepada sang adik.

“Hari pertama ngojek dapat duit Rp 18 ribu. Lha, Rp 10 ribu buat nyetor. Sisanya Rp 8 ribu habis dibagiin buat jajan anak-anak. Besoknya, terpaksa pinjam Rp 10 ribu lagi kepada adik buat beli bensin 2 liter,” papar Dewi.

Di hari-hari pertama ngojek, Dewi mengaku kurang percaya diri. Namun semua teman sesama pengojek di kawasan Tanah Abang malah mendukungnya untuk terus berusaha. Dukungan itu tidak sia-sia. Kini, setelah beberapa tahun mengojek, Dewi meraup pendapatan rata-rata Rp 100 ribu per hari.

Sungguh tidak mudah bagi Dewi menjalankan pekerjaan sebagai tukang ojek. Anak pertamanya bahkan sempat minder saat mengetahui dirinya menjadi tukang ojek. Namun demi keluarga, mengojek terus dilakoninya.

Dewi, perempuan dengan perawakan yang tergolong kekar ini tak merasa gentar hidup di jalanan ibukota. Dia bahkan mengabaikan risiko bahaya. “Saya nggak mikirin risiko, yang penting pulang bawa duit buat anak,” ujarnya tegas.

Terharu rasanya mengikuti wawancara perempuan bernama Dewi. Hidup menumpang di rumah orang tuanya tak lantas membuatnya berpangku tangan. Roda hidup yang terus berjalan mendorong dirinya untuk terus bekerja menyusuri jalanan ibukota. Bermodal celana jins, jaket tebal, sepatu dan helm, Dewi dengan sigap mengantar para penumpang yang membutuhkan jasanya: ojek motor. Tak jadi soal berapa uang yang dia dapat. Yang penting dia harus mandiri. Menjadi ibu rumah tangga sekaligus kepala keluarga




Tidak ada komentar:

Posting Komentar